Judul
Novel : Laila Majnun
Penerbit
: OASE
Tebal
: 256 halaman
Harga
: Rp 30.000.00
Pada
setiap diri manusia pasti terdapat rasa cinta. Cinta terhadap sesama manusia
atau cinta terhadap Tuhan. Perjalanan cinta pada setiap diri manusia
berbeda-beda. Seperti kisah cinta dari Laila dan Majnun.
Dalam
Novel bercerita tentang perjalanan cinta
sepasang anak adam dan hawa. Cinta yang mereka miliki adalah cinta yang sejati.
Cinta yang tidak tergantikan. Tetapi
perjalan cinta Laila dan Majnun penuh dengan cobaan.
Awalnya , seorang kepala suku Bani Umar di
Jazirah Arab memiIiki segala macam yang diinginkan orang, kecuali satu hal
bahwa ia tak punya seorang anakpun. Ketika semua usaha tampak tak berhasil,
istrinya menyarankan agar mereka berdua bersujud di hadapan Tuhan dan dengan
tulus memohon kepada Allah swt. Mereka pun bersujud kepada Tuhan, sambil
berurai air mata dari relung hati mereka yang terluka.
Tak
lama kemudian, doa mereka dikabulkan, dan Tuhan menganugerahi mereka seorang
anak laki-laki yang diberi nama Qais. Sang ayah sangat berbahagia, sebab Qais
dicintai oleh semua orang. Ketika sudah cukup umur untuk masuk sekolah, ayahnya
memutuskan membangun sebuah sekolah yang indah dengan guru-guru terbaik di Arab
yang mengajar di sana , dan hanya beberapa anak saja yang belajar di situ.
Anak-anak lelaki dan perempuan dan keluarga terpandang di seluruh jazirah Arab
belajar di sekolah baru ini.
Di antara mereka ada seorang anak perempuan dari
kepala suku tetangga. Seorang gadis bermata indah, yang memiliki kecantikan
luar biasa bernama Laila. Laila dan Qais adalah teman sekelas. Sejak hari
pertama masuk sekolah, mereka sudah saling tertarik satu sama lain. Seiring
dengan berlalunya waktu, percikan ketertarikan ini makin lama menjadi api cinta
yang membara. Bagi mereka berdua, sekolah bukan lagi tempat belajar. Kini,
sekolah menjadi tempat mereka saling bertemu.
Mereka buta dan tuli pada yang
lainnya. Sedikit demi sedikit, orang-orang mulai mengetahui cinta mereka, dan
gunjingan-gunjingan pun mulai terdengar. Di zaman itu, tidaklah pantas seorang
gadis dikenal sebagai sasaran cinta seseorang dan sudah pasti mereka tidak akan
menanggapinya. Ketika orang-tua Laila mendengar bisik-bisik tentang anak gadis
mereka, mereka pun melarangnya pergi ke sekolah. Mereka tak sanggup lagi
menahan beban malu pada masyarakat sekitar.
Orang-orang pun tertawa dan berkata, Lihatlah Qais , ia sekarang telah menjadi seorang majnun, gila!.
Orang-orang pun tertawa dan berkata, Lihatlah Qais , ia sekarang telah menjadi seorang majnun, gila!.
Bulan demi bulan berlalu dan
Majnun tidak menemukan jejak Laila. Kerinduannya kepada Laila demikian besar
sehingga ia merasa tidak bisa hidup sehari pun tanpa melihatnya kembali.
Terkadang sahabat-sahabatnya di sekolah dulu datang mengunjunginya, tetapi ia
berbicara kepada mereka hanya tentang Laila.
Ketika
ayah Majnun tahu tentang peristiwa di rumah Laila, ia memutuskan untuk
mengakhiri drama itu dengan melamar Laila untuk anaknya. Ia menyiapkan sebuah
kafilah penuh dengan hadiah dan mengirimkannya ke desa Laila. Sang tamu pun
disambut dengan sangat baik, dan kedua kepala suku itu berbincang-bincang
tentang kebahagiaan anak-anak mereka. Tetapi ayah Laila menolak lamaran ayah Majnun.
mengakhiri drama itu dengan melamar Laila untuk anaknya. Ia menyiapkan sebuah
kafilah penuh dengan hadiah dan mengirimkannya ke desa Laila. Sang tamu pun
disambut dengan sangat baik, dan kedua kepala suku itu berbincang-bincang
tentang kebahagiaan anak-anak mereka. Tetapi ayah Laila menolak lamaran ayah Majnun.
Dalam
perjalanan pengembaraannya Majnun bertemu dengan Naufal. Naufal adalah seorang
raja yang amat kaya. Naufal menjadikan Majnun sebagai sahabatnya dan ia
berjanji akan membawakan Laila kepada Majnun. Namun Naufal gagal membawakan
Laila kepada Majnun.
Dan
setelah bertahun-tahun Qais dibuat gila oleh Laila. Laila akhirnya
menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelum ia meninggal ia berpesan kepada ibunya
agar saat meninggl ia tidak di bungkus oleh kain kafan melainkan mengenakan
baju pengantin berwana merah darah. Dan Laila juga berpesan agar ibunya
menyampaikan pada Majnun bahwa sebelum Laila menghembuskan nafas terakhirnya ia
mengucapkan nama sang kekasih. Begitu pula dengan Majnun diakhir waktunya ia
memeluk pusara Laila dan menghembuskan nafas terakhirnya di atas pusara sang
kekasih. (243)
Membaca
novel ini menbuat kita larut dalam kesedihan dan perjuangan Majnun untuk dapat
bertemu dengan kekasihnya. Rasa setia yang dimiliki oleh oasangan ini sangat
besar. Banyak konflik batin yang terjadi dan dijabarkan secara detail.
Nizami
Ganjavi adalah seorang sufi yang berasal dari Persia. Menurut Nizami cinta
Majnun kepada Laila adalah sebuah metafora dari cinta Majnun kepada Tuhan.
Laila Majnun adalah karya terbesar yang dimiliki oleh dunian sastra Arab. Karya
sastra yang berisi kisah cinta tragis
antara dua anak manusia yang sangat terkenal di negara- negara Islam di Timur
Tenagh dan telah diceritakan turun temurun selama ratusan tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar