Mulanya anggota kelompok itu sepuluh orang sayangnya sebelum sekoci yang mereka tumpangi sampai di pantai, mereka di serang hiu-hiu yang kelaparan. Dan satu korban(ibu-ibu yang udah sekitar 40 tahun)dibuat camilan sama hiu. Akibat serangan hiu, sekoci bocor, dan semua orang harus berenang menyelamatkan diri ke sebuah pulau yang terlihat di depan mereka.
Di pulau itu ternyata hidup seorang misterius yang pada akhirnya membunuh mereka semua satu-persatu. Konflik percintaan juga mewarnai kisah di dalamnya. Selain itu ada juga terselip kritik terhadap para anggota dewan dan orang-orang yang melabeli diri dengan label "alim ulama".
Kelemahan dari novel ini menurut saya:
- Peristiwa awal berupa badai yang menimpa kapal mereka tak dijelaskan secara rinci. Sehingga memangpembaca langsung diarahkan ke arena survival
- Kok hiu bisa nyerang bareng-bareng ya? Entahlah apa emang hiu tutul sukanya main team kalo nyerang. Masalah kedatangan si hiu, sangat aneh sebab tidak ada keterangan "darah dari salah satu penumpang menetes di air laut"
- Penggambaran teknik survivalnya buruk. Bahkan hampir tidak ada keterangan mengenai cara mereka cari makanan membakar kerang di laut, mencari umbi-umbian, dll. Yang ada hanya bersembunyi di semak-semak, lari dari pembunuh.
- Secara keseluruhan ceritanya mirip sebuah buku di tahun 1990(kalo nggak salah.) Hanya beda setting, kalo buku yang gue baca di tahun 1990 itu settingnya di hutan dan tidak ada peristiwa terdampar. Namun penuturan tentang pembunuh misteriusnya (yang ternyata seorang pasukan heiho Jepang) hampir mirip. Kalo di buku 90-an itu si Heiho bisa ditangkap dan dipulihkan kondisi jiwanya, yang di SURVIVE ini malah Is death!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar